Buruh Kepung Kantor BPJS Kesehatan: Mana Janji Kesehatan Gratis bagi Rak­yat Miskin?

Admins     14.30  No comments

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang sudah berjalan sembilan bulan, masih dihantui banyak masalah. Kurangnya sosialisasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), membuat rakyat miskin dianaktirikan. Buruh menuntut pemerintah lebih serius, karena banyak rakyat miskin tidak menikmati program tersebut.

Kemarin, ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Se­rikat Pekerja Indonesia (KPSI) dan Jamkes Watch, menggelar ak­si demonstrasi di depan kator pu­sat BPJS Kesehatan di Jalan Let­jen Suprapto, Jakarta Pusat. Me­reka juga menagih janji peme­rintah yang menggratiskan la­yanan kesehatan bagi rakyat mis­kin. Pasalnya, banyak rakyat mis­kin yang dipersulit untuk meng­akses layanan kesehatan.

Aksi yang dimulai pukul 10.00 WIB ini, sempat memacet­kan arus lalulintas di sekitar kan­tor BPJS Kesehatan. Rombongan pe­serta aksi memenuhi jalur lam­bat Jalan Letjen Suprapto arah Pa­sar Senen. Akibatnya, aparat ke­po­lisian mengarahkan semua kenda­raan ke jalur cepat. Para bu­ruh memenuhi area depan pintu ger­bang kantor BPJS Kesehatan, se­mentara puluhan aparat mem­buat pagar betis di depan gerbang.

Para pendemo membawa span­duk bertu­liskan ‘Jalankan Se­utuhnya Amanat UU SJSN dan UU BPJS’, ‘Pasien Ti­dak Boleh Ditolak Rumah Sakit’, ‘Biaya Obat Harus Gratis’, ‘Ubah Sistem INA-CBGs Jadi Fee for Service’, dan ‘Ganti Direksi dan Dewan Pengawas BPJS yang Gagal Menjalankan Tugasnya’.

Dalam orasinya, Direktur Ad­vokasi Jaminan Kesehatan (Jam­kes) Watch, Ade Lukman me­ngaku, sosialiasi terhadap JKN yang dilakukan BPJS Kesehatan tidak maksimal. “Kami buruh yang memperjuangkan JKN dan BPJS. Tapi kami juga yang men­sosialisasikannya sampai tingkat RT dan kelurahan. Mana kerjanya direksi BPJS ini,” teriaknya.

Dia menuturkan, selama tiga tahun terakhir, justru kaum buruh yang aktif menyuarakan JKN yang dilaksanakan oleh BPJS.

“Kami sudah galang satu juta pe­tisi rakyat agar pemerintah ada­kan BPJS. Kami selalu mengge­lar aksi di DPR demi pemben­tukan Undang Undang BPJS. Tapi, setelah BPJS ada malah ka­mi para pejuang BPJS susah ke­temu direksi BPJS,” protesnya.

Pihaknya juga menuntut agar ja­jaran direksi dan Dewan Penga­was BPJS Kesehatan bekerja de­ngan penuh semangat dalam men­sosialisasikan program JKN. “Su­dah tidak ikut memper­juang­kan BPJS, mereka malah enak-ena­kan di kursi direksi,” kritiknya.

Ade juga mengusulkan agar pe­merintahan mendatang mem­be­ri­kan pelayanan JKN secara gratis bagi rakyat miskin. “Seba­gai­mana janji Presiden Jokowi yang akan memberikan Kartu In­donesia Sehat, program JKN ting­­gal ditambah anggarannya men­jadi Rp 30 triliun per tahun untuk melindungi 125 juta orang miskin dan tidak mampu. Ter­masuk para buruh yang diupah senilai upah mi­ni­mum,” katanya.

Presiden Asosiasi Pekerja (As­pek) Indonesia Mira Sumirat me­nuntut janji layanan kesehatan gratis dari presiden seka­rang, maupun presiden mendatang.

“Mana janji kesehatan gratis bagi rak­yat miskin? Buktinya, masih banyak rakyat miskin yang ditolak rumah sakit, susah dapat rawat inap di rumah sakit, sampai ada yang dipungut biaya oleh ru­mah sakit,” protes Mira seperti dilansir RMOL

Kondisi ini, terangnya, jelas ti­dak sesuai dengan yang diper­juang­kan para buruh. Pihaknya­mengaku akan terus mengawal pelaksanaan BPJS Kesehatan yang masih semrawut.

Sementara itu, 20 orang per­wakilan KSPI yang diterima ber­audiensi dengan pihak BPJS Ke­sehatan malah walk out. Me­reka menolak pertemuan itu ka­rena hanya diterima pihak humas.

“Padahal, kami sudah me­la­yangkan surat pemberita­huan kepada pihak direksi BPJS Ke­sehatan dari tiga hari sebe­lum­nya,” ujar Sekjen KSPI, Muham­mad Rusdi di lokasi aksi.

Dia mengatakan, banyaknya permasalahan yang dialami BPJS Kesehatan, membuat KSPI dan Jamkes Watch ingin berrembuk dengan direksi BPJS Kesehatan guna mencari solusi. “Kami juga mendesak direksi BPJS Kese­hatan untuk melaku­kan perbaik­an,” ketus Rusdi.

,

0 komentar :

Recent Post

Proudly Powered by Blogger.