"Kenapa kubu Jokowi berani mengancam kubu Prabowo?"

Admins     13.30  No comments

Kenapa kubu Prabowo berani ngancam kubu Jokowi?

Ini sebuah judul salah satu berita media online yang sekilas saya baca di wall Facebook. 

Lalu kenapa kubu Jokowi berani mengancam kubu Prabowo? Ini menjawab serangan media dengan judul yang serupa kepada Prabowo.

Sebuah pertanyaan yang tidak biasa, namun tidak perlu mengerenyitkan kening untuk menjawabnya. Media pro Jokowi memang sedang memainkan peran penting mereka, memberi informasi palsu dan destruktif agar siapapun lawan politik mereka mati dan buruk rupa.

Sebuah karakter terbangun sempurna jika lingkungannya mendukung perilaku itu. Demikian juga dengan karakter mereka yang suka mengancam. Sebuah ancaman akan lebih sempurna jika dilakukan oleh orang atau gerombolan yang hidup diantara gerombolan liar lainnya.

Tak perlu dipaksa mengikuti Machiaveli untuk bersikap buas jika para penculik aktivis '98 bergabung minum kopi bersama mereka. Lalu beramai-ramai membangun opini terbalik bahwa Prabowo-lah sejatinya sebagai tersangka.

Di kubu sana, bos pembantai terbesar muslim Indonesia ada di sana, dipilih untuk memimpin pemerintahan transisi bagi Jokowi, calon Presiden yang belum tentu jadi.

Meski dikecam dan dipertanyakan oleh istri pahlawan keadilan, Suciwati Munir, Hendropriyono enjoy di sana. Menyiapkan program baru paska terorisme solo dan bisa jadi issue baru, ISIS, untuk memojokkan muslim indonesia.

Hendropriyono bukan begitu saja berada disana.
Tangannya berdarah-darah.

Soal ancaman, itu perkara biasa saja bagi dia.

Tak perlu lama belajar berbohong jika pendukung agama taqiyah (nipu) Syiah resmi ada bersama mereka. Kebohongan mereka cukup untuk membantah adanya upaya ancaman meski korbannya sudah teriak-teriak di media.

Bagi mereka selama MetroTV, detik, kompas, tempo, tidak bersuara, maka ancaman itu tak akan ada yang dengar. Tak ada yang lanjutkan bercerita.

Tak perlu latihan berbuat kerusuhan dan menghujat jika ideologi komunisme, sosialisme dan liberalisme bersorak bersama mereka sambil mengepalkan tangan kiri dan provokasi massa. Berbagai skenario 1998 akan kembali dimainkan. Bagi mereka, mengorbankan teman sendiri adalah keniscayaan agar isu menjadi besar dan negara bisa dikuasai.

Dan yang penting adalah mereka dapat restu negara asing dan aseng yang menguasai sumber daya alam Indonesia.

Mereka memang lebih berani!

Dan keberanian mengancam itu karena mereka kuat secara opini dan kuat secara ekonomi. Kapitalis memang berkuasa.

Selebihnya hanya karena mereka tidak memiliki rasa nasionalisme sebagaimana rakyat Indonesia lainnya.

Tak usah berharap mereka peduli dengan masa depan rakyatnya. Cukup sudah korban nyawa di Talangsari dan kemiskinan karena kebijakan sengaja memiskinkan rakyat bagian dari strategi kepatuhan dan loyalitas bernegara.

Perpaduan yang 'indah'; kasar, sadis, licik, bohong dan tipuan media.

Saya mengkhawatirkan jika Prabowo diputuskan menang oleh MK maka kerusuhan akan terjadi. Ini menyangkut tradisi mereka saja, bukan asumsi saya.

Demikian. Kira-kira.

- NOURMAN HIDAYAT

,

0 komentar :

Recent Post

Proudly Powered by Blogger.