Tak Terima Kekalahan, PDIP Fitnah Partai Demokrat dan Membully SBY...Demokrat Tantang Buka Rekaman Forum Lobi Fraksi

Admins     09.30  No comments

Tak terima kekalahan dari Koalisi Merah Putih,  Partai koalisi PDI Perjuangan (PDI P), memfitnah Partai Demokrat sebagai penyebab hilangnya hak rakyat bila pilkada tak langsung dilakukan.

Padahal menurut Kwik Kian Gie, mantan Menteri di era Gus Dur dan Megawati menegaskan. Tak ada suara rakyat yang hilang karena rakyat masih secara langsung memilih wakil mereka di DPR dan DPRD [ link : ]

Tak puas memfitnah Fraksi PD, koalisi PDI P pun memprovokasi rakyat untuk menyalahkan Presiden SBY sebagai tokoh di balik kegagalan PDI P memenangkan usulan pilkada langsung.

Sejak 26 September 2014, media sosial dipenuhi tagar dan foto-foto yang bernada menghina Presiden.

Fitnah dan hinaan yang ditujukan kepada Partai Demokrat dan SBY sebenarnya tak tepat.
 
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie mengaku kecewa dan bingung dengan sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P), Hanura, dan PKB, saat sidang paripurna pengesahan RUU Pilkada menjadi UU Pilkada.

"Coba katakan, dimana salahnya Demokrat, dimana?" ujar Pramono Edhie di Gedung DPR, Senin, 29 September 2014.

Menurut Pramono, ketiga partai tersebut sama sekali tidak mendukung sepuluh opsi pilkada langsung Partai Demokrat saat forum lobi fraksi.

Namun tiba-tiba saat paripurna dimulai ketiga partai itu mendukung opsi Partai Demokrat.

"Mana buktinya kalau menerima, wadahi dong, harus ada bukti," tandasnya di Gedung DPR, Senin, 29 September 2014.

Bahkan, bekas Kepala Staf Angkatan Darat ini menantang untuk membuka rekaman saat forum lobi fraksi. Dia menegaskan tidak ada yang mendukung 10 opsi partainya.

"Kalau iya diterima, pasti ada tiga opsi. Tidak ada satu fraksi lain menyetujui (10 opsi Demokrat)," ujarnya.

"Kenapa (10 opsi pilkada langsung) ditolak? SBY inginkan pemilihan yang semakin baik. Kalau ditolak terus kami lewat mana? Lima jam berkomunikasi (lobi fraksi) tidak ada keputusan," kata Pramono.

Sebab sesungguhnya, ulah anggota koalisi PDI P lah yang dinilai sebagai pemicu atas aksi walkout Partai Demokrat, dari sidang paripurna DPR dalam pengesahan RUU Pilkada.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto mengatakan, meski ada dukungan dari partai koalisi PDI P dalam paripurna, namun tidak dibuktikan secara tertulis.

Menurutnya, dukungan partai koalisi PDIP terhadap usulan Partai Demokrat terhadap pilkada langsung dengan 10 point perbaikan dinilai hanya sebatas wacana.

"Dukungan itu tidak bisa hanya omongan, tapi semestinya dilakukan secara tertulis," kata Agus, di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 29 September 2014.

Sebab, kata Agus, di dalam lobi pimpinan fraksi yang berlangsung selama empat jam itu tidak dipenuhi kesepakatan antara PDI P dan koalisinya dengan Partai Demokrat.

"Partai lain tidak menerima secara utuh, opsi ketiga ini tidak bisa diterima atau belum diterima secara tertulis," jelasnya.

Atas dasar itulah, lanjut Agus, ketua Fraksi PD, Nurhayati Ali Assegaf mengambil sikap untuk walk out dari sidang paripurna.

"Ketua fraksi berinisiatif untuk melaksanakan atau untuk melakukan netral (walk out). Karena ini terlalu lama dan terlalu jenuh," kata Agus.

Partai Demokrat juga menuding balik PDI P dan koalisinya yang tidak mendukung aksi walk out itu.

"Jangan cuma bisa nyalahin Demokrat. Kalau mau dukung, ikut WO dong. Demokrat kan dukung pilkada langsung, tapi PDI P tidak mau tampung 10 syarat Demokrat", ujar Nurhayati, ketua Fraksi Demokrat.

Apapun yang terjadi, PDI P semestinya menerima dengan legowo keputusan ini dan tidak menuding KMP atau Demokrat sebagai penyebab gagalnya opsi pilkada langsung.

, ,

0 komentar :

Recent Post

Proudly Powered by Blogger.