Dalam hitungan menit sesudah Dr Musa Abu Marzuq, tokoh
senior Perlawanan Palestina, isyaratkan akan ada gencatan senjata
jangka-panjang, segera sumber-sumber Zionis Yahudi mengakui bahwa dua
roket Mujahidin jatuh di pinggiran Tel Aviv tanpa sempat terdeteksi
sehingga tak ada bunyi sirene meraung seperti biasanya.
Hanya lima menit sebelum akhirnya gencatan senjata resmi
diumumkan oleh Mahmoud Abbas pada pukul 19:00 waktu Gaza, kembali roket
Mujahidin Al-Qassam M-75 melesat ke Tel Aviv.
Ini hanyalah satu dari sekian banyak tanda, bahwa kalau
dengan gencatan senjata ini Mujahidin umumkan kemenangan maka karena
memang sesungguhnya mereka menang.
Dengan gencatan jangka panjang ini, blokade atas Gaza akan
dicabut, wilayah para nelayan mencari ikan akan diperluas, dan pihak
zionis sudah berjanji akan hentikan pembunuhan targeted
assassinations terhadap pimpinan Mujahidin dan aktivis. Betul bahwa
sejumlah tuntutan yang memang adalah hak rakyat Gaza seperti pembukaan
kembali bandara dan pelabuhan akan masih dibicarakan dalam waktu sebulan
ini.
Namun semua tanda yang ada menunjukkan: Mujahidin yang
dipimpin oleh Hamas menang, Zionis Israel dan Benjamin Netanyahu kalah.
Kalah. Kalah.
Beberapa Catatan Penting:
PERTAMA, RAKYAT YAHUDI ZIONIS SEMAKIN MERASA GAGAL DAN KETAKUTAN
Senin 25/8, Netanyahu dan kabinetnya rapat lagi untuk
membicarakan gencatan karena mereka sudah terpaksa. Berbagai kerusakan
besar sudah terjadi akibat roket-roket Hamas, termasuk tewasnya seorang
bocah bernama Daniel Tregerman – 4 tahun. Bocah suci ini tinggal di
Nahal Oz di pinggiran perbatasan Gaza yang paling sering dihujani roket.
Dalam sehari hujan roket Mujahidin ke berbagai kota, bahkan yang jauh
seperti Haifa, merusak banyak sekali aktivitas sosial dan ekonomi warga
Yahudi.
Dukungan terhadap perang Gaza ini sudah merosot – dari 82
persen di awal agresi selama 51 hari ini, turun jadi 38 persen.
Netanyahu semakin tidak populer. Kenapa?
Karena rakyatnya menyadari, kalau sekedar membunuh dan
membunuh tidak berhasil menghentikan Mujahidin. Sudah jelas,
pembantaian demi pembantaian tidak berhasil mematahkan kokohnya
persatuan rakyat dan kepemimpinan Hamas.
Netanyahu kebingungan hendak berbuat apa tapi terus saja
memerintahkan pembantaian. Bukan perang seperti ini yang diinginkan
rakyatnya: Mereka ingin perang yang langsung mematikan Hamas dan
menaklukkan Gaza sehingga kembali di bawah penjajahan mereka. Ini gagal
total. Rakyat Yahudi Zionis menyadari, janji Netanyahu akan
“mengembalikan quiet and security” sudah gagal – perang 7 minggu membuat
mereka terus menerus tak aman, dan mereka sadar meneruskan perang tidak
akan mengembalikan quiet and security itu.
KEDUA, MUJAHIDIN TERNYATA MAMPU BERTAHAN LAMA DAN BAHKAN BERTAMBAH KUAT
Sudah 7 minggu, Al-Qassam dan para Mujahidin Perlawanan
lainnya masih mampu terus berperang dan bahkan sudah mulai mengadakan
serangan bersama. Hari ini 26/8, misalnya, Al-Qassam melancarkan roket
bersama dengan Detasemen Al-Quds.
Semakin lama, derajat kerusakan yang dilancarkan oleh
Al-Qassam semakin serius – dibandingkan di hari-hari pertama perang
Ashful Ma’kul ketika satu roket yang mengenai rumah seorang Yahudi
mungkin hanya sekedar memecahkan jendela.
Dalam beberapa hari terakhir ini, foto-foto kerusakan lebih
serius seperti mobil dan rumah yang hancur sudah mulai bermunculan
sehingga orang yang mengamati akan tahu: kualitas persenjataan yang
dipakai oleh Qassam semakin powerful.
Bukan tak mungkin ini adalah taktik perang Mujahidin: yang
ditembakkan di awal-awal perang adalah yang hanya akan bikin ‘Israel’
kelabakan dan panik gunakan rudal-rudal intersepsi Iron Dome yang sangat
mahal sampai akhirnya ‘Israel’ mulai kehabisan persenjataan.
Begitu kelihatan mulai kewalahan, barulah Mujahidin gunakan
roket-roket yang jauh lebih perkasa sehingga sampai ke Tel Aviv dan
Haifa dan sebabkan kerusakan serius.
Hamas beberapa tahun lalu dianggap sekedar “sekelompok
teroris amatir” dengan roket dari pipa pralon – tapi di awal perang
Qassam langsung memberikan kejutan demi kejutan bukan saja berupa
persenjataan baru tapi juga berbagai taktik militer yang tak pernah
diduga sama sekali oleh Zionis termasuk mengimkan pasukan ke belakang
garis musuh dan membunuh sekian banyak tentara.
Jangan lupa: sampai sekarang masih ada serdadu zionis
bernama Shaul Oron yang ditangkap dan berada dalam tawanan Al-Qassam.
Rahasia Total.
KETIGA, ISRAEL KINI SERBA TERJEPIT DAN TAK PUNYA ALTERNATIF SELAIN GENCATAN SENJATA
Posisi Israel saat ini serba terjepit:
Mau lakukan serangan udara terus berarti habiskan persenjataan mereka sementara kiriman baru dari AS belum datang.
Mau terus menangkis roket Mujahidin juga habiskan arsenal mereka.
Mau lakukan lagi serangan darat sama saja dengan bunuh diri
karena hampir 100 persen dari seluruh serdadu Zionis yang mati itu
benar-benar mati saat perang darat lawan Mujahidin. Jumlah serdadu mati
yang mereka akui sendiri ada lebih dari 300 orang. Jumlah yang disiarkan
Kantor Berita Syahab hampir 500 orang. Seratus diantaranya bunuh diri.
Al-Qassam berhasil pula membuat Zionis Israel ‘mati tagak’
(mati berdiri, kata orang Minang). Persenjataan senilai miliaran dolar
sudah mereka habiskan sampai harus mengemis-ngemis minta dikirimi
arsenal baru dari US. Ekonomi hancur berantakan: sejumlah penerbangan
dari dan ke Bandara Internasional Ben Gurion harus dibatalkan.
Pariwisata langsung layu. Banyak orang Yahudi memilih segera liburan
meninggalkan ‘Israel’ yang selama ini dijual dan dipromosikan sebagai
tempat ‘hijrah’ orang Yahudi dari seluruh dunia.
Dalam sejarahnya, belum pernah Zionis Israel kalah setelak
ini. Tidak ada satu orang pun Yahudi di tanah Palestina yang mereka
jajah itu percaya bahwa mereka dalam keadaan aman. Semua orang Yahudi di
tanah jajahan mereka sadar, mereka dalam keadaan bahaya dan
sewaktu-waktu dapat menjadi mangsa roket Mujahidin. Mujahidin Hamas
berhasil menjadikan warga Yahudi sekarang ini merasa stress ketakutan di
rumah dan tanah yang mereka rampok sendiri sejak 1948.
Pilihan mereka hanyalah menghentikan blokade atas Gaza dan
pada waktunya menghentikan penjajahan atas Palestina (yang sekarang
belum kelihatan tapi sudah nampak tunas-tunasnya karena pergolakan
rakyat Palestina di Occupied Territory sudah makin subur).
Pada Selasa 26/8, Dr Musa Abu Marzuq dan kawan-kawan
kembali ke meja perundingan dan Allah izinkan berhasil
mendesakkan formulasi gencatan senjata yang disebutkan di atas.
Kalau ada anggapan, gencatan senjata kali ini karena
Netanyahu didesak sana-sini termasuk AS, maka kita bisa mengatakan:
Gencatan ini adalah kemenangan dari Allah bagi para Mujahidin yang
berhasil memaksa ‘israel’ mencari gencatan senjata. [yq/sahabatalaqsha]
0 komentar :