Relawan pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla, Boni Hargens,menegaskan tidak pernah berniat bergabung dalam Rumah Transisi.
Bahkan sebagai wujud keseriusan, dirinya menolak
menandatangani dokumen berupa mekanisme kerja sebagai syarat bergabung
dalam kantor yang memersiapkan pemerintahan baru tersebut.
“Pagi tadi (Kamis,red) saya menerima email dari Rumah
Transisi. Isinya undangan berupa mekanisme kerja dan dokumen kerahasiaan
yang harus ditandatangani sebagai syarat bekerja di dalamnya. Saya
sudah menegaskan, bahwa saya tidak pernah berniat masuk ke rumah
transisi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (28/8).
Penolakan, kata Boni, ia kirimkan bukan dengan lewat
membalas email. Namun dengan pesan singkat lewat layanan short massange
Service (SMS) ke telepon genggam kepala Kelompok Kerja Kesejahteraan
Rakyat yang mengirim email tersebut.
“Tugas saya mengawal relawan. Pak Jokowi tahu itu. Setiap
kajian yang relevan dari kami, akan kami serahkan ke Rumah Transisi
apabila dibutuhkan. Hal ini juga sudah saya bahas dengan Deputi Andi
Wijayanto kemarin,” katanya.
Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia ini,
komitmen perlu ia sampaikan secara terbuka untuk menepis berita miring
yang menyudutkannya seolah-olah mencari pekerjaan.
“Memang di awal, dalam daftar delegasi relawan yang masuk
rumah transisi, dan yang diserahkan ke Pak Jokowi sebelumnya, masih ada
nama saya. Tapi saya sudah lama meminta kepada organisasi relawan untuk
mencoret nama saya,” katanya.
Untuk itu sekali lagi, Boni mengeaskan, mengapresiasi niat
baik rumah transisi. Tapi juga perlu menegaskan komitmen untuk mengawal
relawan dan Jokowi-JK, tanpa berambisi bekerja di dalam rumah transisi.
[yq/jpnn]
0 komentar :