Joko Widodo alias Jokowi dinilai sedang menggunakan politik
nabok nyilih tangan alias memukul dengan menggunakan tangan orang.
Jokowi ingin ada kenaikan BBM agar keuangan negara di jaman
pemerintahannya lebih stabil. Namun Jokowi tidak ingin bulan madunya
dengan rakyat berlangsung singkat. Makanya, dia meminta Presiden SBY
untuk menaikkan harga BBM saat ini, sebelum ada pergantian pemerintahan.
Salah satu pembicaraan penting antara Jokowi dan SBY di
Bali, kemarin malam adalah masalah BBM. Pembicaraan empat mata yang
digelar di The Laguna Hotel, Nusa Dua tersebut sangat, hampir memakan
waktu 2 jam.
"Terus terang, saya sudah sampaikan, jadi tadi malam memang
secara khusus saya meminta kepada Presiden SBY untuk menekan defisit
APBN dengan menaikkan harga BBM," aku Jokowi kepada wartawan di
Balaikota, (Kamis, 28/8) seperti dilansir RMOL.
Namun sayang, SBY menolak mentah-mentah permintaan
tersebut. "Beliau menyampaikan bahwa saat ini kondisinya dianggap masih
kurang tepat menaikkan harga BBM," tambah presiden terpilih yang saat
ini masih menjabat Gubernur DKI tersebut.
Jokowi mengaku tidak tahu alasan SBY menolak permintaan
itu. Padahal, kenaikan itu sangat perlu demi sehatnya keuangan negar.
"(Kenapa alasannya) tanya ke sana," ucapnya sambil menunjuk arah Istana.
Karena SBY menolak, Jokowi akan ambil risiko menaikkan
harga BBM itu di awal pemerintahannya. Alasannya, jika BBM tidak naik,
keuangan negara makin tidak sehat dan program-program kerakyatan sulit
dijalankan.
"....Saya siap untuk tidak populer. Tapi kita harus tahu,
bahwa kalau kita memotong subsidi, subsidi itu harus dialihkan pada
usaha produktif, ditampung di desa, UMKM, nelayan, saya kira itu. Jangan
sampai kita konsumtif, menggunakan BBM, mobil-mobil. Saya kira kita
harus mulai berubah dari konsumtif ke produksi," jelasnya.
Ucapan Jokowi ini langsung ditanggapi pihak SBY. Menko
Polhukam Djoko Suyanto menyatakan, ketidakbersediaan memenuhi permintaan
Jokowi bukan tanpa alasan. "Presiden memberikan penjelasan atas
pertanyaan Pak Jokowi, bahwa tahun lalu Presiden SBY sudah menaikkan
harga BBM. Tahun ini ada kenaikan TDL (tarif dasar listrik) bertahap.
Kemudian gas elpiji 12 kilogram juga akan naik. Kasihan rakyat kalau
harga BBM juga dinaikkan," terang Djoko hari ini.
Djoko mencoba memberi perjelasan sosiologis. Katanya, kalau
BBM dinaikkan sekarang, yang paling menderita akibat itu adalah rakyat.
"Inflasi akan naik, harga-harga akan naik, angka kemiskinan otomatis
akan naik, pertumbuhan melambat, angka pengangguran meningkat dan
sebagainya," imbuhnya.
Dengan kondisi itu, lanjut Djoko, sangat tidak mungkin
pemerintahan SBY menaikkan harga BBM. Apalagi saat ini ada kecenderungan
harga minyak dunia turun.
0 komentar :