HAMPIR sebulan lebih serangan penjajah Zionis-Israel
atas Gaza yang dimulai semenak tanggal 8 Juli 2014, telah mengorbankan
setidaknya 2016 warga yang gugur (455 adalah anak-anak) dan lebih 10
ribu warga terluka, tidak termasuk rusaknya rumah, bangunan dan
fasilitas publik.
Meski pasukan pertahanan penjajah Israel (IDF) telah mengerahkan tenaga dalam “Operasi Protective Edge” namun hasilnya hanya sia-sia.
Militer Israel hari Ahad (3/8/2014) menegaskan 64 tentara mereka
telah tewas dan 400 lainnya terluka (namun al-Qassam mengatakan telah
menewaskan 110 tentara penjajah) sejak awal operasi.
Meski kondisi Gaza hancur total, namun Ketua Biro Politik Hamas,
Khalid Misy’al mengatakan pertempuran Gaza justru akan mempercepat dan
mendekatkan kemerdekaan Palestina dalam mewujudkan tujuan mereka untuk
membebaskan diri dari penjajahan.
Inilah pernyataan resmi tokoh pejuang Palestina ini semenjak
berlangsungnya serangan atas Gaza. Dalam wawancaranya dengan kantor
berita Frans Press Senin (11/08/2014) yang dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC) Khalid Misy’al Misyal menyinggung sejumlah hal terutama terkait agresi ‘Israel’ ke Jalur Gaza.
dan perundingan soal gencatan senjata di Kairo, ketegaran kelompok
perlawanan Palestina, situasi di Tepi Barat, Hamas dan hubungannya
dengan Negara-negara Arab.
Misyal menegaskan, Hamas siap bersama kekuatan perlawanan Palestina
lainnya untuk tetap tegar dalam pertempuran di lapangan dan politik.
Kami bangsa yang ingin kemerdekaan dan terbebas dari penjajah
‘Israel’ sehingga hak-hak itu tidak bisa ditawar-tawar. Kami tidak akan
terima tawar menawar dan pemerasan,” ujarnya.
“Kita memiliki waktu lama dan kemampuan tinggi untuk bertahan dan
melawan yang sudah disiapkan dan dipersiapkan dengan baik. Kami tidak
akan terpatahkan bersama rakyat kami. Dan selama sebulan di Jalur Gaza
membuktikan apa yang kami katakan itu,” tegas Misyal. Inilah kutipan
wawancaanya.
Jika jadi disepakati gencatan senjata jangka panjang, mampukah Hamas
menjamin pihak lainnya yang berada di Gaza komitmen dengan kesepakatan
itu?
Pasti dengan izin Allah sikap Palestina satu, baik di lapangan atau
di politik. Di lapangan dalam bentuk perlawanan dan dan politik dengan
satu sikap dalam berunding menuntut hak bangsa Palestina.
Palestina sudah sepakat membentuk satu tim yang pergi ke Kairo untuk
ikut dalam perundingan gencatan senjata sebagai puncak dari pertempuran
di lapangan untuk menuntut hak Palestina terutama membuka blockade Gaza
secara penuh dan memenuhi tuntutan Palestina termasuk membebaskan
tawanan.
Soal masa gencatan senjata dan perundingan yang bisa dilakukan Hamas?
Tujuan pertama gencatan senjata, mewujudkan tuntutan Palestina dan
gencatan salah satu sarana dan taktik baik untuk memberikan situasi
sesuai untuk membebaskan perundingan atau memudahkan masuknya bahan
bantuan dari semua semua pihak ke Jalur Gaza.
Akibat pembantaian dan blockade, Jalur Gaza mengalami penderitaan
berat. Kami konsisten mencapai tujuan ini. Tindakan apapun dalam
memperlambat dan menunda-nunda yang dilakukan ‘Israel’, maka Hamas siap
bersama faksi perlawanan Palestina lainnya untuk tetap tegar dalam
pertempuran militer atau politik untuk tetap komitmen satu sikap.
Semua pihak di Jalur Gaza juga siap dengan segala kemungkinan karena
tujuan yang kami inginkan adalah merespon semua tuntutan Palestina dan
agar Jalur Gaza hidup tanpa blockade, ini tidak bisa ditawar dan tidak
mungkin kami mundur dari sikap ini.
Hamas meminta bandara udara dibuka dan jalur laut. Sementara
‘Israel’ dann dunia akan meminta sejumlah syarat dan jamainan. Apakah
Anda siap dengan jaminan itu tidak boleh digunakan untuk kepentingan
militer?
Pertama, tuntutan itu tidak wajar. Itu semua adalah hak
bangsa Palestina agar tidak hidup dalam blockade dan tanpa ada aksi
pelaparan dan pengekangan dan tanpa larangan perjalanan.
Gaza adalah bagian dari tanah Palestina yang tidak terpisah. Mereka
berhak memiliki bandara, memiliki perlintasan terbuka dan diberikan izin
untuk satu juta warga Palestina di Jalur Gaza untuk berobat, belajar
dan studi, bekerja sebagaimana bangsa dunia lainnya dan itu adalah hak
Palestina, bukan hanya di Jalur Gaza tapi di Tepi Barat.
Kami bangsa yang ingin kemerdekaan dan terbebas dari penjajah
‘Israel’ sehingga hak-hak itu tidak bisa ditawar-tawar. Kami tidak akan
terima tawar menawar dan pemerasan.
Saya yakin bahwa hasil paling penting perang permusuhan Zionis ke Gaza adalah pembebasan blockade yang saat ini menjadi agenda kawasan dan itu masalah waktu.
Netenyahu hari ini mengalami krisis dalam negeri yang berusaha saat
ini mewujudkan di medan perundingan dan politik yang gagal diwujudkan di
medan militer. Namun Palestina tetap tegar di medan politik setelah
tegar dalam medan militer.
Jika ada kesepakatan dalam antara Palestina dan ‘Israel’ apakah kalian siap mengakuinya?
Sekarang pembahasannya soal Gaza dan menghentikan pemusuhannya dan soal pembebasan blockade
dari sana serta tuntutan lain. Soal lainnya adalah pembebasan rakyat
Palestina dari penjajahan dan pemukiman Yahudi dan mengembalikan
hak-haknya.
Pertempuran Gaza yang agung akan meringkas, mempercepat, mendekatkan
bahwa Palestina dalam mewujudkan tujuan mereka untuk membebaskan diri
dari penjajahan dan hak menentukan nasib serta dalam mendirikan Negara
Palestina merdeka di lapangan. Jika itu tercapai, tetap kami tidak akan
mengakui penjajahan Zionis sebab penjajahan itu illegal.
Jika Otoritas Palestina menerima kewenangan di perlintasan Jalur Gaza, apakah kalian sepakat?
Pembebasan ini bukan antara dua pihak. Hari ini, setelah disepakati
rekonsiliasi Palestina sejak beberapa bulan, kami membentuk pemerintah
persatuan nasional di Tepi Barat dan Jalur Gaza, kini dihadapkan pada
rezim politik Palestina yang satu dan kami berjalan di atas jalan
rekonsiliasi satu langkah satu langkah.
Setelah berhentinya agresi ‘Israel’, kita bicara soal pengaturan perlintasan dan perbatasan dimana kami semua dilibatkan.
Ada sejumlah pertanyaan kenapa tidak ada unjuk rasa besar membela Gaza?
Tepi Barat sejak awal agresi ke Gaza menggelar unjuk rasa dan terus bergelombang. Mereka murka dan meluap melawan ‘Israel’.*
0 komentar :