Keberadaan Rini M Soemarno sebagai
Kepala Staf Kantor Transisi Jokowi-JK, akan menjadi ancaman bagi
kekuatan solidaritas politik dan integritas moral Presiden terpilih
Jokowi, karena Rini bukanlah figur yang mampu mengkonsolidasikan dan
merepresentasikan politik bersih yang menjadi harapan rakyat.
Menurut Pengurus DPP Partai NasDem
Despen Ompusunggu, penunjukan Rini Soemarno memimpin aktivitas Kantor
Transisi, justru menjadi beban dan melemahkan Jokowi secara moral
politik.
Menurutnya, mantan istri Didik
Soewandi ini punya beban politik masa lalu, terkait dugaan keterlibatan
Rini dalam kasus korupsi penerbitan SKL (Surat Keterangan Lunas) Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang merugikan negara triliunan
rupiah.
Mantan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan yang dulu dipanggil Rini M.S Soewandi, juga sempat diperiksa
penyidik Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, terkait kasus dugaan korupsi
penjualan aset pabrik guna RNI (Rajawali Nusantara Indonesia).
Bahkan dalam kasus pembelian pesawat
Sukhoi, Rini yang pernah menjabat Presdir Astra Internasional, disebut
DPR melakukan pelanggaran UU Pertahanan dan UU APBN.
Sehingga secara moral, Adik mantan
Dirut Pertamina dan Dirut Petral Ari Soemarno ini, bakal menjadi beban
tersendiri bagi Jokowi.
Sementara dalam waktu yang sangat
singkat, kantor transisi punya tugas sangat berat dan sangat strategis,
untuk merancang road map perjalanan bangsa yang kini menghadapi multi
masalah ini ke depan.
Termasuk melakukan perundingan dengan
Pemerintahan SBY-Boediono, guna mewujudkan janji politik Jokowi-JK yang
dituangkan dalam visi-misi atau kerap disebut Nawa Cita, lalu mencari
figur para menteri profesional dan berintegritas moral, guna memenuhi
harapan rakyat yang begitu besar terhadap Jokowi-JK.
"Jangan sampai anasir-anasir politik,
justru membajak kemenangan dan mensabotase politik akal sehat dan
revolusi mental yang digelorakan Jokowi," tegas Despen pada tribunnews
(6/8/2014).
0 komentar :