Eksistensi Koalisi Merah Putih (KMP) pendukung
Prabowo-Hatta yang semakin solid diyakini tidak membuat Presiden
terpilih Joko Widodo (Jokowi) galau. Justu Jokowi khawatir kalau terjadi
perpecahan di barisan koalisi partai pendukungnya, termasuk para
relawan.
"Kegalauan Jokowo bukan karena solidnya KMP tapi terjadinya
perpecahan baik di partai pendukungnya dan tentunya relawan," kata
pengamat politik dari Lembaga Iilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syarif
Hidayat, Kamis (4/9) seperti dilansir RMOL.
Menurut dia, sejak awal Jokowi sudah mengetahui kekuatan
KMP dan mengetahui apa yang akan mereka lakukan. Nah, yang menjadi
masalah saat ini dan membuat Jokowi galau justru adalah muculnya bibit
perpecahan partai pendukung dan relawan-relawannya.
Koalisi ramping, menurut Syarif, tentunya sangat ideal
kalau tidak pecah, karena tujuan koalisi ramping ini sendiri adalah
menghindari banyaknya konflik kepentingan. Namun belakangan bibit
perpecahan mulai terasa sehingga memaksa Jokowi untuk berusaha menarik
beberapa anggota KMP ke barisannya.
Jokowi, kata dia lagi, bisa saja khawatir partai pendukungnya tidak komit dengan janji awal untuk berkoalisi tanpa syarat.
"Tentunya Jokowi khawatir sudah dukungannya kalah besar,
bibit perpecahan di koalisi pendukungnya mulai muncul. Ini yang
membuatnya pusing, sudah kecil dukungan, pecah pula," katanya.
Ketika akan bergabung dengan koalisi, ujar Syarif, tidak
ada kontrak politik dalam artian tidak ada bagi-bagi kursi. Namun dia
mencurigai, setelah menang partai minta kursi, begitu juga dengan
relawan. Disitulah bisa saja terjadi kontestasi antara relawan dan
partai.
"Jadi persoalan utamanya bukan kwantitas dukungan, tapi kualitas dukungan itu sendiri," tambah Syarif.
0 komentar :