Pengusaha Rachmat Gobel mengaku kecewa dengan keberadaan industri di
Indonesia yang tidak memberikan nilai tambah untuk negara. Industri yang
ada di Indonesia hanya mengandalkan buruh murah dan menguras sumber
daya alam.
Kondisi ini masih terus berlanjut hingga saat ini. Jika terus
dibiarkan, Indonesia tidak bakalan maju dan terus digilas oleh kemajuan
Thailand. “Masalahnya industri di sini hanya mengandalkan biaya buruh
murah bukan value added. Masih belum seperti apa yang saya bayangkan.
Thailand saja sudah jadi detroit Asia,” kata Rachmat di Indonesia
Banking Expo 2014, JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (28/8).
Untuk menjadi negara industri unggulan dan memberikan nilai tambah
pada negara, pemerintah harus mengarahkan investasi bermutu. Pemerintah
harus mendorong industri mengembangkan research and development mereka
di Indonesia.
“Sekarang banyak dikembangkan di Singapura dan Malaysia. Padahal kita
punya banyak penduduk dan ini modal menjadikan mereka ahli perkembangan
ke depan,” katanya.
Terus memburuknya kondisi industri dalam negeri juga disebabkan
murahnya komponen impor daripada komponen dalam negeri. Tidak peraturan
yang mendukung industri agar menggunakan komponen dalam negeri.
“Komponen impor lebih murah daripada buat dalam negeri. Peraturan
tidak mendukung industri dalam negeri. Banyak PPN, pajak dan segala
macam ruwet sekali,” katanya.
http://www.merdeka.com/uang/industri-indonesia-payah-cuma-andalkan-buruh-murah-dan-sda.html
0 komentar :